Wednesday, August 08, 2007

Pergumulan Manusia yang Menghasilkan SAPi

KabarIndonesia - Dua tahun belakangan ini, kreatifitas Mahasiswa/i di Mesir dalam bidang sastra sangat minim sekali. Dunia Masisir (baca; Mahasiswa Indonesia Mesir) seakan-akan mengalami kelesuan dalam mengekplorasi kekayaan negara, yaitu bahasa Indonesia. Satu-persatu komunitas yang terbentuk dengan susah payah tumbang dan lenyap ditelan bumi.

Hal ini, diperkirakan karena isu-isu yang beredar pada dua tahun belakangan ini tidak mendukung kehadiran komunitas sastra yang menjamur pada era 2004-2005. Bahkan di kalangan Masisir sendiri sempat beredar sebuah persepsi, bahwa mahasiswa yang bergerak di bidang sastra adalah mahasiswa yang kerdil daya pikirnya. Mahasiswa yang tidak lagi mampu berpikir dan kemudian lari ke dunia sastra.

Namun di dalam suasana kelesuan seperti sekarang ini, ada sebuah komunitas yang berani mengeluarkan ide untuk mengubah persepsi-persepsi yang kurang menguntungkan tersebut. Bukankah Sastra Indonesia telah diakui oleh dunia?

Adalah komunitas sastra SBI (Seni Budaya IKBAL) yang pada tanggal 5 Agustus kemarin merubah namanya menjadi Sanggar PiRAMIDA atau disingkat menjadi SAPi, yang dengan penuh semangat, ingin meningkatkan gairah menulis. Dengan motto "Semangat Saling Mengisi dan Berbagi", SAPi yang dikoordinatori oleh saudara Fathul Wafie ini seakan-akan menjadi sahabat bagi siapa saja yang ingin berjuang dalam dunia sastra.

Mampukah Sanggar PiRAMIDA menjadi kiblat sastra Masisir? Kita lihat perkembangannya.


*Sumber berita : koran online KabarIndonesia - http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=12&dn=20070808084452

No comments: